Sejarah psikologi
kepribadian
Ini
merupakan sekilas tentang awal psikologi kepribadian sebelum ditetapkan sebagai
ilmu pengetahuan,disini penulis mencoba mengolah data-data yang ada denga
metode pengumpulan teori berdasarkan masa ke masa hingga teori itu menjadi satu
sama lain berkaitan dan mendukung terjadinya sebuah ilmu pengetahuan tentang
psikologi kepribadian.
Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi
kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan
individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam
berinteraksi sosial dengan lingkungannya
teori dalam psikologi kepribadian telah dilakukan sejak sebelum masehi, memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat. Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencari ciri-ciri khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno,
yang berependapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur,
yaitu ; tanah, air, api, dan udara, misalnya bila
didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, maka orang itu akan
memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh.Sedang bila kebanyakan
unsur api, maka orang akan
kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya
pendirian.Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya
dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang
dilahirkan pada musim itu (astrologi).
Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah.
Diantaranya yang terkenal, yaitu:
a. Chirologi atau ilmu guratan
tangan
gurat-gurat tangan orang itu tidak ada yang
sama satu sama lain,Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan
serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka dia akan dapat
mengenal perebdaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.
b. Astrologi atau ilmu
perbintangan
pengaruh kosmis terhadap manusia. Pada
waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda
angkasa; jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai
sifat-sifat khas orang.
c. Grafologi atau ilmu tentang
tulisan tangan
Grafologi itu adalah segala gerakan yang
dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi
juga gerakan menulis dan selanjutnya tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu,
merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau sekiranya orang dapat
mengetahui keadaan khusus tulisan seseroang dengan baik, berarti dia juga dapat
mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya.
d. Phisiognomi atau ilmu
tentang wajah
Pengetahuan
ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. keyakinan bahwa
ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada
wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpretasi mengenai apa yang
terkandung dalam jiwa.
e. Phrenologi atau ilmu tentang
tengkorak
Pengetahuan
ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. bahwa
tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing mempunyai pusatnya diotak.
Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya luar biasa,maka
pusatnya di otakpun luar biasa besarnya. Akibat hal ini ialah bentu
tengkorak lalu berubah oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada
tonjolan-tonjolannya. Denganmengukur secara teliti tonjolan-tonjolan tersebut,
dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat orangnya.
f . Onychologi atau ilmu
tentang kuku
Oncychologi
berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku
di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan
cabang-cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk
kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orang.
Usaha-usaha yang lebih tinggi nilainya yaitu ajaran tentang cairan badaniah
cairan-cairan yang ada dalam tubuh manusia dalam
proporsi tertentu
cairan-cairan
yang ada dalam tubuh manusia:
1.
Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
2.
Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3.
Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
4.
Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
Pendapat Hippocrates, yang dikenal sebagai
Bapak Ilmu Kedokteran, karena itu tidak heran kalau dia membahas kepribadian
manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh kosmologi Empedokles,
yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur
dasar yaitu : tanah, air, udara, dan api (dengan sifat-sifat yang didukungnya
yaitu: kering, basah, dingin, dan panas). Maka Hippocrates berpendapat bahwa
begitu pula yang terdapat dalam diri manusia, yang didukung oleh keadaan
konstitusional yang berupa
Pendapat
Hippocrates, bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam
proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut dalam proporsi selaras
artinya orang tersebut normal (sehat), apabila keselarasannya terganggu maka
orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit)
Pendapat Galenus
menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut di atas dan
membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran
cairan-cairan tersebut. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang
sebagai akibat daripada dominan-nya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus
disebutnya temperamen. Galenius
sependapat dengan Hippocrates, bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat
macam cairan yaitu Chole, Melanchole, plegma dan sanguis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar